Kamis, 17 November 2016

berhitung seperti menulis

Tags

Mari bantu anak dalam berhitung !!!!!

Mendekati ujian nasional SD banyak orangtua mengharapkan putra/inya untuk masuk SMP unggulan baik negeri maupun swasta favorit dan ternama. Bimbingan belajar adalah salah satu langkah yang banyak diambil orang untuk mencapai target tersebut.
MATEMATIKA. menjadi alasan mengapa anak mereka perlu mengikuti les atau bimbingan belajar. Nilai matematika yang yang harus sesuai target mengingat tingkat penguasaan anak yang masih belum mencukupi. kekhawatiran yang beralasan mungkinkah anak saya dapat diterima disekolah A atau B jika nilainya sekian atau sekian. Berkaca pada hasil nilai sebelumya TRY OUT atau nilai raport sebelumnya.
Tapi tahukah memberikan les atau bimbingan dengan waktu yang singkat hanya satu bulan bukanlah cara yang bijaksana untuk membuat anak menjadi pintar.
Bimbingan belajar bukanlah SUPERMAN yang dapat menyelamatkan nilai matematika mereka. Cara dahsyat, cara cepat bahkan super cepat dalam menjawab soal ujian sekolah hanya bertujuan agar mereka bisa. Bisa menjawab cepat dan benar sesuai SKL dan kisi-kisi. Apapun cara yang digunakan. tidak peduli pakai rumus atau tidak sesuai cara disekolah atau tidak. yang terpenting dan perlu digaris bawahi adalah mereka dibuat untuk bisa menjawab soal tersebut dan benar.
SOLUSI INSTAN, TRICK CEPAT, SMART SOLUTION, Langkah KELEDAI. apapun namanya tidak akan membuat anak tersebut menjadi pintar dalam waktu sebulan. Cara tersebut di desain hanya solusi sesaat mengahadapi ujian dengan kata lain TIDAK MEMBUAT ANAK PINTAR tapi BISA MEMBUAT ANAK MENDAPAT NILAI TINGGI UJIAN SEKOLAH.
Andai saja SKL dan kisi-kisi di ubah. yakinkah mereka dapat lulus dengan nilai tinggi ????
Untuk dapat menguasai matematika secara berkesinambungan diperlukan kemampuan dalam berhitung. Kemampuan matematika sebanding dengan kemampuan berhitung.
Untuk itulah perlu adanya dukungan orangtua untuk membantu putra-inya dalam berhitung.
KAPAN ????
Mulailah dari sejak dini. PAUD-TK adalah pembelajaran berhitung dengan pembuktian.
SD kelas 1 ajarkan mereka penjumlahan 1-20. Cukup ajarkan mereka satu angka + satu angka.
SD kelas 2 mulai ajarkan 1 angka x 1 angka
mengingat pondasi berhitung mereka ada hingga SD kelas 3.
Kelas 4 mereka mulai mengaplikasikan kemampuan berhitung mereka dalam menyelesaikan persoalan matematika. Jika mereka tidak memiliki kemampuan dalam berhitung dipastikan mereka akan menemui hambatan dalam pelajaran matematika.
Saat ini masihkah orangtua dapat memantau mereka kembali ?
Semakin tinggi jenjang kelas semakin sulit orang tua membantu anak mereka. Banyak orangtua tidak memiliki kemampuan dalam mengajarkan matematika bukan? Mereka tidak lagi mempelajari ilmu tersebut untuk menjang hidup mereka.
Tapi bukankah mereka semua dapat berhitung dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kemampuan inilah yang harus mereka ajarkan kepada anak mereka.
KAPAN ??? yah sejak PAUD – kelas 3 SD.
Karena kemampuan inilah yang menjadi pondasi anak dalam matematika. dan semua orang tua memiliki kemampuan tersebut apapun bidang jenis pekerjaannnya.
Mari bantu anak kita dalam berhitung !!!!!

Jangan Penuhi Otak Anak Dengan Aturan Dalam Berhitung

11 x 13 = 1 ,1+3, 3 = 143
21 x 23 = (21 + 3)20 + 1x 3 = 463
33 x 37 = 3×4, 3×7 = 1221
97 x 96 = (100 -3 -4), 3×4 = 9312
35 x 35 = 3 x4, 5 x 5 = 1225
76 x76 = 75×75 + 76+75 = 5625 + 151 = 5776
dan masih banyak lagi
Cara perkalian seperti ini berawal dari cara Vedic Matematikawan asal India yang juga merupakan awal dari adanya speed math, Selain cara tersebut Vedic juga memiliki cara untuk perkalian 2 digit sampai dengan 5 digit. Bentuk bentuk perkalian tersebut banyak menginsiprasi dan diadopsi para praktisi pendidikan dalam pengajaran berhitung dan matematika. (Contoh ada di postingan terdahulu di ‪#‎Berhitung‬ Seperti Menulis#)
Mengajarkan berhitung berarti mengajarkan pola angka. Banyak jenis pola/rumus/aturan ketika berhitung. Bentuk perkalian-perkalian seperti dicontohkan diatas. Itu merupakan kekayaan intelektual dari penciptanya. Yang harus kita garis bawahi adalah bagaimana menanamkan kepada anak bahwa berhitung itu mudah sehingga anak tidak lagi nervous terhadap matematika yang penuh dengan perhitungan angka.
Yang kita perlukan adalah bagaimana anak dapat mendapatkan hasil suatu perkalian baik perkalian 1 digit, dua digit dan 3 digit dengan mudah dan singkat tanpa memerlukan aturan pola/rumus/ ataupun langkah-langkah yang berbeda untuk setiap perkalian. Hal ini hanya akan membuat anak akan menjadi penghapal rumus. Kesulitan dalam menghapal rumus akan membuat siswa kembali dengan apa yang telah diajarkan sekolah (perkalian dari belakang dan dengan teknik menyimpan). Karena sifatnya yang umum dan reabilitasnya untuk perkalian berapapun.
Memang terkadang ada pula komentar yang mengatakan “kan sudah ada kalkulator untuk berhitung”. Kalkulator sebagai alat dalam berhitung adalah suatu alat berhitung yang memiliki keakuratan yang tinggi. Oleh sebab itu alat tersebut digunakan dalam perdagangan saat ini menggantikan abacus sebagai alat hitung. Kemampuan otak dalam berhitung memiliki batas, sehingga jelas diperlukan alat hitung seperti kalkulator maupun komputer untuk mengurangi human error ketika berhitung.
Oleh sebab itu yang di butuhkan dalam mengajarkan berhitung kepada anak adalah langkah yang umum bukan rumus/ aturan/ serta langkah tertentu untuk perkalian tertentu.
Berapa banyak aturan tersebut digunakan dalam aplikasinya di matematika?
Apakah guru dibatasi dalam membuat soal hanya untuk angka angka tertentu saja?
Ketika siswa menemui perkalian dengan angka misalnya (57 x 83) dimana langkah-langkah diatas tidak dapat digunakan lagi, pada akhirnya anak akan kembali dengan cara yang sama seperti yang selama ini kita lakukan.
Cara-cara perkalian tersebut boleh saja diajarkan sebagai daya tarik dalam berhitung tapi jangan paksakan untuk diterapkan dalam matematika. Jika bisa dikatakan hanya buang waktu-waktu saja.
Yang perlu kita pelajari dari cara -cara tersebut adalah mengapa mudah dan mengapa cepat dalam mendapatkan hasilnya. Saat ini banyak metode dalam mengajarkan anak dalam berhitung tapi mengapa kita harus mengajarkan dengan metode tersebut selain alasan mudah dan cepat belum pernah kita ketahui.

BERHITUNG SESUAI CARA KERJA OTAK

Mencongak pelajaran berhitung pada anak adalah suatu cara yang harus dilakukan guru kepada siswa yang bertujuan melatih mereka agar mahir dalam berhitung. Metode berhitung dengan sistem ini harus sering dilakukan terutama bagi siswa yang belum hapal penjumlahan dan perkalian satu digit.
Siswa kelas 1 diharapkan mampu penjumlahan 1-20 sebelum naik kelas 2, dan siswa kelas 2 diharapkan mampu perkalian 1 digit sebelum naik ke kelas 3. Semua cara dan metode harus di lakukan dengan harapan mereka tidak akan menemui kesulitan pada tingkat pelajaran berhitung selanjutnya, Perlu kita ketahui Siswa belajar berhitung pada tingkat sekolah dasar pada kelas 1 s/d kelas 3 dimana mereka belajar menjumlah, mengurang, mengkali dan membagi sedangkan pada tingkatan selajutnya mereka akan lebih banyak mendapatkan pembelajaran matematika. (Matematika dan berhitung adalah suatu hal yang berbeda, Tapi untuk mampu belajar matematika siswa harus dapat berhitung)
Oleh sebab itu diharapkan guru mampu mempersiapkan secara matang keahlian berhitung siswa sebelum mempelajari matematika.
Mencongak adalah suatu cara yang baik dan dapat kita lakukan dalam melihat dan memantau kemampuan siswa dalam berhitung. Hanya saja kita perlukan batasan mana dalam pelajaran berhitung yang harus kita berikan. Untuk penjumlahan dan perkalian satu digit ini adalah salah satu cara efektif untuk mengajarkan hal tersebut tapi jika sudah melibatkan 2 angka atau lebih anak akan menemui kesulitan dalam berhitung. Mengapa ……
Sebaiknya kita pahami lebih dahulu kerja dan fungsi otak dalam berhitung.
Berhitung (matematika), membaca dan menulis merupakan bagian dari fungsi otak kiri dan CARA KERJA OTAK KIRI adalah linear, menangani hal satu persatu.
sehingga di simpulkan otak tidak mampu menerima dua perintah sekaligus dalam satu waktu (PENELITIAN tentang otak oleh Roger Wolcott Sperry ==== Pemenang Hadiah Nobel dalam bidang fisiologi atau kedokteran tahun 1981)
Istilah menyimpan pada pengajaran penjumlahan dan perkalian ataupun istilah meminjam pada pengurangan (regrouping) ada cara yang bertolak belakang dengan fungsi otak dan cara kerja otak dalam berhitung.
Coba kita kaji kembali berapa hasil dari dengan menghitung dari belakang 567 + 789 =……..
bukankah kita sudah mengajarkan anak untuk mencabangkan hasil dari penjumlahan 7+9 = 16 dengan menuliskan angka 6 dan 1 untuk di simpan. (masih ingatkah akan istilah 6 di jari satu di otak). Tentunya cara tersebut tidak sesuai dengan cara kerja otak dalam berhitung bukan ?????
Oleh sebab itu saya mengharapkan jangan di paksakan siswa berhitung yang tidak sesuai dengan cara kerja otak mereka.
Jika perhitungan sudah melibatkan 2 digit atau lebih sebaiknya dituliskan saja.
(berikut gambar yang berisikan cara mengajarkan penjumlahan dan perkalian) menggunakan Metode ” BERHITUNG SEPERTI MENULIS”
NB. perhatikan alenia, warna dan bulatan dari setiap jawaban
+x

Cara Berhitung yang sesuai dengan fungsi dan cara kerja otak

Untuk kita renungkan Bagi guru SD sebelum mengajar berhitung ……….
Berhitung dari belakang (kanan ke kiri) adalah suatu cara berhitung yang tidak tepat.
Mungkin teman teman protes dengan pernyataan tersebut. TIDAK TEPAT jika dipandang dari cara kerja dan fungsi otak dalam berhitung. (Baca Fungsi dan cara kerja otak). Otak dalam berhitung hanya dapat menerima satu instruksi dalam satu waktu.
Perhitungkan dari belakang selalu menyertakan 2 instruksi atau lebih secara simultan kepada otak kita. Silahkan teman teman teliti kembali itulah yg menyebabkan kita membutuhkan waktu yang lama untuk berhitung.
Kesulitan berhitung akan membawa pengaruh bagi kemampuan siswa dalam pelajaran matematika, karena syarat untuk belajar matematika siswa harus mampu berhitung. Akibatnya kemampuan berhitung yang lemah jadilah matematika ilmu yg sulit dan menyebalkan bagi sebagian besar siswa.
Mari kita ubah cara berhitung kita.Sesuaikan cara berhitung kita dengan cara kerja otak dalam berhitung
+x

BERHITUNG SEPERTI MENULIS

“Berhitung Seperti Menulis” merupakan penggabungan dari beberapa metode belajar berhitung seperti  System Trancerberg di tambah Ilmu berhitung cepat (Speed Math karya Athur Benyamin, Mental Aritmatich perhitungan dengan sistem vedic) yang semuanya menggunakan system perhitungan dari depan (kiri ke kanan). Saya mengkombinasikan model- model perhitungan yang mereka lakukan dan disesuaikan dengan cara kerja otak dan fungsi otak dalam berhitung. Sehingga di dapat metode pengajaran berhitung yang lebih mudah dicerna dan dipahami baik oleh anak maupun guru dan orang tua didalam yang mendampingi siswa belajar dan kami menyebutnya metode “Berhitung seperti Menulis”
4


EmoticonEmoticon